Jumat, 27 Januari 2012

Pencelupan Zat Warna Dispersi-Reaktif pada Kain T/C Metoda 1 Bath 2 Stage


Alhamdulillah ada waktu luang buat ngelanjutin apa yang sudah saya mulai, otak ungkin masi nge-hank karena 3 minggu kebelakang saya melaksanakan UAS semester,,,, nah kali ini saya akan sedikit menjelaskan lagi materi pencelupan.

Berbeda dengan metoda 1 bath 1 stage, pada metoda ini, pencelupan kain T/C lebih sederhana, resiko belang sedikit berkurang. Pemilihan zat warna ataupun zat pembantu akan lebih sederhana.
Disini kita hanya memilih zat warna disperse tipe C ataupun tipe D agar penodaan zat warna dispersi pada kapas sedikit. Dengan ukuran molekul zat warna yang besar, zat warna disperse akan semakin hidrofob sehingga gaya tolak menolak zat warna disperse dengan serat akan semakin besar sehingga penodaan zat warna pada serat kapas sedikit.
Selain itu, pada metoda ini tidak dilakukan proses cuci reduksi, karena proses itu akan merusak zat warna reaktif pada kapas, sehingga zat warna yang telah terfiksasi akan rusak.
Dibawah ini skema proses pencelupan kain T/C dengan zat warna reaktif-dispersi metoda 1 Bath 2 Stage:


Mungkin hanya dicukupkan sekian, simple kan?mudah-mudahan bisa dimengerti,,,, untuk melihat metoda 1 bath 1 stage bisa di lihat di TKP
Read More >>

Sabtu, 21 Januari 2012

Mekanisme Pencelupan (Vickerstaff)


Mekanisme pencelupan menurut teori pencelupan (Vickerstaff), terdiri dari tahap difusi zat warna dari fasa ruah larutan zat warna ke dekat permukaan serat, kemudian tahap adsorpsi zat warna ke permukaan serat, lalu tahap difusi zat warna ke dalam serat.
1.   Tahap difusi zat warna dalam larutan
Molekul-molekul zat warna akan selalu bergerak dalam larutan. Dengan adanya kenaikan suhu dan proses pengadukan pada proses pencelupan, pergerakan molekul zat warna akan semakin meningkat.
Serat tekstil, dalam larutan bersifat negatif pada permukaannya. Sehingga ada dua kemugkinan, yang pertama molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak menjauhi serat. Oleh sebab itu diperlukan Zat pembantu Tekstil untuk mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat.
2.   Tahap Adsorpsi
Molekul zat warna memiliki tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengatasi gaya tolak dari permukaan serat sehingg amolekul zat warna dapat terserap menempel pada permukaan serat.
3.   Tahap Difusi
Pada tahap ini zat warna akan berdifusi dari permukaan serat  ke pusat serat. Tahap ini merupakan tahap yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai ukuran untuk menentukan laju pencelupan. Tahap difusi zat warna kedalam serat yang sangat tergantung pada kerapatan struktur serat, ukuran partikel zat warna dan kondisi proses pencelupan seperti suhu, pH, kesadahan air dan lain-lain.
Contoh, semakin tinggi suhu pencelupan semakin cepat laju pencelupan, tetapi affinitas zat warna akan turun karena reaksi fiksasi zat warna dengan serat bersifat eksotherm. Oleh karena itu dalam penyusunan skema proses, penentuan suhu dan waktu pencelupaan harus tepat.
Read More >>

Senin, 02 Januari 2012

Pencelupan Serat Poliakrilat dengan Zat Warna Basa



Poliakrilat adala polimer dari Vinil sianida. Serat tersebut sangat kuat, sangat hidrofob dan sukar dicelup.
Oleh karena itu kemudian dimodifikasi berupa kopolimer dengan monomer lain yang mengandung gugus yang bersifat anionik seperti karboksil atau sulfonat sehingga serat poliakrilat yang sekarang ini dapat dicelup dengan zat warna basa yang dalam larutan celup bersifat kationik.

 
Pencelupan Poliakrilat dispersi
·   Sifat penting lainnya yang perlu diperhatikan pada proses pencelupan adalah bahwa serat poliakrilat kurang tahan panas .
· Pengerjaan panas diatas 110 0C akan menyebabkan warna serat berubah kekuning-kuningan hingga hitam akibat berubahnya struktur serat menjadi senyawa lingkar sebagai berikut :
Struktur poliakrilat rusak kena panas

Warna kain jadi kekuning-kuningan. Oleh karena itu suhu pencelupan tertinggi untuk serat poliakrilat adalah 105 0C.

Efek pH larutan Celup
  • Untuk menjamin terbentuknya kation zat warna basa (seluruh zat warna basa larut sempurna) maka pencelupan perlu dilakukan dalam suasana asam. Dalam hal ini pH larutan celup yang optimal adalah 4,5 dan perlu dikontrol dengan ketat, 
  • bila pH lebih besar dari 4,5 maka kelarutan zat warna akan agak berkurang dan l maksimum zat warna akan berubah kearah yang lebih pendek (corak berubah, contoh dari merah ke arah orange), hasil celup lebih muda dan kurang rata.
 
Mekanisme Pencelupa Poliakrilat dengan zat warna basa
       Karena ikatan yang terjadi antara serat dan zat warna adalah ikatan ionik maka migrasi zat warna dalam serat agak sukar, terutama ketika melakukan pencelupan warna muda.
       Oleh karena itu pencelupan warna muda relatif akan lebih sukar rata dibanding pencelupan warna tua, dimana pada pencelupan warna tua masalah sukarnya migrasi zat warna akan agak tertutup oleh adanya penurunan laju penyerapan zat warna. 

Ikatan ionik poliakrilat – zat warna basa
       Zat warna basa secara alami bersifat kationik, sehingga dapat digunakan untuk mencelup serat akrilat, wool, sutra dan nylon , dimana zat warna basa akan berikatan secara ionik dengan gugus-gugus sulfonat atau karboksilat yang ada dalam serat sehingga tahan lunturnya cukup baik.
Resep Pencelupan
         Zat warna basa            x %
         Asam Asetat 35%       2 – 3 cc/l     
         Pendispersi  nonionik 0 – 0,5 cc/l
         Suhu                            1000C
         Vlot                             1 : 10


  Skema Proses

 
Read More >>

Ikatan antara Zat Warna Dispersi & Poliester


Jenis ikatan yang terjadi antara gugus fungsional zat warna dispersi dengan serat poliester ada 2  macam yaitu:
1.    Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya dipol yang mellibatkan ikatan hidrogen dengan atom lain yang bersifat elektronegatif. Kebanyakan zat warna dispersi tidak mengadakan ikatan hidrogen dengan serat poliester karena zzat warna dispersi dan serat poliester bersifat non polar. Hanya sebagian zat warna dispersi yang mengadakan ikatan hidrogen dengan serat poliester yaitu zat warna dispersi yang mempunyai donor proton seperti -OH atau -NH2. Reaksi yang terjadi antara zat warna dispersi dengan serat poliester adalah sebagai berikut :
 
2.    Ikatan Hidrofobik
Zat warna dispersi dan serat merupakan senyawa hidrofob dan bersifat non polar. Ikatan yang terjadi pada senyawa hidrofob dan bersifat non polar. Non polar ini disebut ikatan hidrofobik. Gaya yang berperan dalam terbentuknya ikatan hidrofobik antara serat poliester dan zat warna dispersi adalah gaya dispersi london yang termasuk ke dalam gaya Van Der Waals ( gaya fisika ). Ikatan dari gaya Van Der Waals sesungguhnya terdiri dari dua komponen yaitu ikatan dipol dan gaya dispersi london. Akan tetapi sifat zat warna dispersi cenderung non polar, sehingga gaya yang berperan dalam terbentuknya ikatan antara zat warna dispersi dan serat poliester adalah gaya dispersi london.
Kenapa serat poliester bersifat hidrofob? ayo kita liat alasannya di TKP
Read More >>