Senin, 09 Agustus 2010

Zat Warna Mordan Kompleks Logam (Bagian 1. Antrakuinon)

Pada mulanya zat warna asam pada alizarin, logwood, weld dan fustic dapat mencelup apabila bahannya dimordan terlebih dahulu dengan krom hidroksida, timbal atau alumunium. Namun dengan adanya perkembangan zat warna sintetik, maka diproduksi zat warna alizarin dengan penambahan gugus-gugus kromofor seperti antrakuinon, sehingga pemakainya zat warna mordan dapat digunakan lebih luas lagi. Zat warna mordan dapat mencelup serat-serat protein, serat poliamida dan serat selulosa.
Proses mordan bergantung pada elemen logam yang berfungsi sebagai penerima (akseptor) terhadap pemberi elektron (donor) untuk membentuk ikatan karbonat (semi polar). Di dalam ikatan kovalen, setiap partisipan menghasilkan satu elektron, tetapi ikatan koordinat bergantung pada satu atom (radikal) dengan satu atom lebih pasangan elektron bebas yang memberikan satu atau lebih pasangan elektron bebas kepada aseptor yang mempunyai lintasan kosong. Di dalam struktur molekulnya digambarkan oleh tanda panah dari donor ke aseptor untuk menyatakan adanya ikatan kordinat. Misalnya ikatan kompleks antara molekul alizarin dengan atom krom oleh 3 ion dalam ikatan kordinat.
Tidak semua zat warna antrakuinon dapat dijadikan sebagai zat warna kompleks logam. Syarat terpenting dari pembentukan senyawa kompleks logam yaitu harus memiliki guguh hidroksil pada posisi orto terhadap  gugus karbonil pada senyawa tersebut.
Sebagai contoh, mekanisme formasi kompleks dengan sebuah garam kromium dapat dijelaskan sebagai berikut:
 
Tahap pertama terdiri dari kombinasi kromium dengan alizarin. Campuran tersebut tidak mengion dan berikatan secara kovalen. Sejak kromium trivalen, itu dapat menggantikan tiga atom hydrogen, sehingga berikatan dengan tiga molekul alizarin, tapi, agar lebih mudah, hanya satu molekul yang digambarkan, dengan Cr/3. Ikatan yang lain, yang muncul pada tahap kedua dan digambarkan oleh sebuah anak panah, itu adalah ikatan koordinat;
Garis putus-putus menggambarkan ikatan koordinat dan garis hitam menggambarkan ikatan kovalen yang timbul dari valensi primer. Penggunaan garis putus-putus atau anak panah mengindikasikan sebagai jenis ikatan.
Atom metal dalam zat warna metal komplek digambarkan dengan Morgan sebagai ikatan yang kuat oleh dua buah ikatan dari masing-masing molekul zat warna.
 
Read More >>

Sabtu, 07 Agustus 2010

Zat Warna Mordan Turunanan Tripenil Metan

Turunan hidroksitripenilmetan menimbulkan system resonansi anionik yang terisokonjugasi dengan zat warna koresponden substitusi amino. Misalnya, analog oxonol Malacid Green adalah benzaurine (skema 1). Bentuk netral quinonoid yang kuning muda (gb 1), menghasilkan anion violet (gb. 2) pada penambahan alkali; dalam larutan asam kuat bentuk netral terprotonasi untuk memberikan sistem resonansi muatan kationik (gb. 3) yang berwarna ungu juga. Analog Sistem trihidriksitripenil metan adalah aurine.

Secara teknis zat warna merupakan turunan asam salisilic yang berfungsi sebagai pewarna kroma zat warna mordan untuk wol. Demikian juga Eriochrome Azurol B (gb.4; CGY, CI Mordan Blue 1) dibuat dengan sintesis aldehid dari 2,6 Dichloro-benzaldehid dan Asam 2-hydroxy-3-methilbenzoic (o-cresotinic) dalam asam sulfat pekat. Oksidasi Basa leuco dicapai oleh penambahan natrium nitrit. Pada wool, yang terisolasi sebagai garam natrium, berwarna merah marun pudar, berubah menjadi biru terang dengan penambahan garam kromium. Beberapa pewarna jenis ini seperti CI Mordan Violet 1 (gb.5), juga mengandung gugus basa. Bahan Senyawa ini juga disiapkan dengan rute aldehid.

Indikator asam basa phenoftalein adalah sebuah turunan dari benzaurine (skema 2). Kondensasi phtalic anhydride dengan fenol menghasilkan bentuk lakton tak berwarna (gb. 6), yang mengion dalam larutan alkali dan mengalami pembukaan cincin untuk menghasilkan dianion merah (gb.7) dalam kisaran pH 8,3-10,0. Sistem resonansi akan hancur dalam alkali berlebih dengan pembentukan turunan triphenylmethanol (gb. 8). Beberapa turunan dari phenolfthaline juga digunakan sebagai indikator.

Phenolsulphonephthaline juga bisa digunakan sebagai indikator asam-basa, dengan kisaran pH yang luas. Contoh-contohnya bromophenol blue (gb.9) (kisaran pH 3,0-4,6) dan bromocresol purple (gb.10) (kisaran pH 5,2-6,8).

Daftar Pustaka

Shore, John, dkk. 1990. Colorant and Auxiliaries. Manchester United: Staples Printers Rochester Ltd.

Hani. Modul Pencelupan 1. Bandung: Sekolah Tinggi Tekoligi Tekstil.

Read More >>